Minggu, 11 November 2012

Panggung Krapyak, Tempat Berburu Raja-Raja Yogyakarta

Terletak di Krapyak, Panggungharjo, Sewon. Bahan bangunan yang digunakan batu bata berplester, dengan u kuran panjang 17,60 m, lebar 15 m, tinggi 10 m. Bangunan Panggung Krapyak mempunyai 4 (empat), bauh pintu pada masing-masing sisinya.

Didalam ruangan tersebut terdapat dinding tembok yang membentuk ruangan-ruangan . Bangunan ini terdiri dari dua tingkat. Untuk menuju tingkat atas terdapat lubang untuk memasang tangga disisi ruang barat laut (tangga tersebut sekarang sudah hilang). Kondisi bangunannya cukup terawal. Di sebelah timur panggung Krapyak terdapat sebuah kolam yang sering disebut dengan umbul. Kondisi bangunannya sudah rusak karena tidak terawat , terbuat dari bata yang dilepas. Panggung Krapyak merupakan lokasi perburuan bagi raja – raja Kasultanan.

Sendang Kasihan, Petilasan Sunan Kalijaga

Lokasi Sendang Kasihan secara administratif terletak di Dusun Kasihan, Kalurahan Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Propinsi DIY. Tepatnya berada sekitar 1,5 km di sebelah barat pabrik gula Madukismo. Lokasi ini dapat dijangkau dari perempatan Kasihan (ring road selatan) lurus ke selatan kurang lebih 1 kilometeran.

Sendang Kasihan ini memiliki keistimewaan karena airnya tidak pernah kering. Mata air yang muncul dari dalam tanah pun bening. Sendang ini bila diamati dari timur akan tampak gambaran keseluruhannya seperti pohon beringin. Akan tetapi jika diamati dari arah barat maka akan tampak gambaran seperti sebentuk kendi.

Gua Selarong, Markas Gerilya Pangeran Diponegoro

Kawasan objek wisata ini memiliki pemandangan alam yang indah serta cocok untuk digunakan sebagai Bumi Perkemahan (Camping Ground). Di masa lampau gua ini digunakan sebagai markas gerilya Pangeran
Diponegoro dalam perjuangannya melawan penjajahan Belanda pada tahun 1825–1830.

Pangeran Diponegoro pindah ke Gua Selarong setelah rumahnya di Tegalrejo diserang dan dibakar habis oleh Belanda.
Gua Selarong berlokasi sekitar 14 km arah utara Yogyakarta tepatnya di kecamatan Pajangan dan berada di puncak bukit yang ditumbuhi banyak pohon jambu biji yang merupakan khas dari objek tersebut.

Di sekitar gua Selarong terdapat sentra kerajinan kayu yang menghasilkan patung, topeng dan lain-lain. Pemerintah Kabupaten Bantul sedang mengembangkan kawasan Gua selarong sebagai objek agrowisata dengan tanaman klengkengnya.

Sabtu, 10 November 2012

Goa Jepang, Bunker Pertahanan Jepang Masa Perang Dunia II

Goa ini berada di dusun Ngreco, dan Poyahan, Desa Seloharjo, Kecamatan Pundong. Gua Jepang merupakan peninggalan Perang Dunia II. Sebagai sarana pertahanan militer di zaman Jepang pada tahun 1942-1945, terutama setelah Jepang mempertahankan diri dari kedatangan sekutu di Indonesia .

Gua Jepang ini dibangun untuk memenuhi keperluan perang gerilya karena Jepang memperkirakan bahwa tentara sekutu akan datang melewati laut selatan dan mendarat di sekitar pantai Parangtritis. Di gua ini di temukan 18 bangunan bunker yang sebagian besar masih dalam keadaan utuh. Bentuk bunker tersebut beranekaragam, serta mempunyai fungsi yang berlainan pula, misalnya sebagai tempat pengintaian, ruang tembak, ruang pertemuan, gudang dan dapur. Ketebalan dinding rata-rata 50-70 cm , dari bahan beton bertulang, semen dan batu padas yang sudah tersedia di sekitarnya. Bunker-bunker tersebut dibangun saling berdekatan (30 m), serta dihubungkan dengan parit perlindungan yang berada di luar setinggi (1 m).

Makam Imogiri, Komplek Makam Raja-Raja Mataram

Makam Imogiri merupakan komplek makam bagi raja-raja Mataram dan keluarganya. Kompleks ini berada di Ginirejo Imogiri. Makam ini didirikan oleh Sultan Agung antara tahun 1632 - 1640M merupakan bangunan milik keraton kasultanan.
Raja Mataram yang pertama dimakamkan di Imogiri yaitu Sultan Agung Hanyokrokusumo. Beliau yang memutuskan bahwa Imogiri menjadi makamnya kelak setelah beliau wafat. Hingga saat ini Raja Kasultanan Yogyakarta dan Surakarta yang wafat dimakamkan di sini. Musim liburan banyak wisatawan lokal berkunjung ke Makam Imogiri selain berziarah sambil menikmati pemandangan yang indah pegunungan selatan Yogyakarta. Pada bulan Soro menurut kalender jawa dilaksanakan upacara pembersihan "nguras" Padasan Kong Enceh. 

Gua Cerme, Keindahan Stalagtit dan Stalagmit

Goa Cerme pada awalnya adalah tempat pertemuan yang digunakan oleh Walisongo untuk menyebarkan dan mengajarkan agama Islam di Jawa. Kata ‘Cerme’ berasal dari kata ‘ceramah’, pembicaraan yang diadakan selama pertemuan dalam membahas rencana mendirikan Masjid Besar di Demak, sebuah kota di utara Jawa Tengah.
Terletak di desa Selopamioro Kecamatan Imogiri 20 km arah selatan dari Yogyakarta. Panjang goa seluruhnya kurang lebih 1,5 km dan berakhir pada sebuah sendang di wilayah Panggang, tepatnya di desa Ploso, Giritirto, Kabupaten Gunungkidul. Rata rata kedalaman aliran air sekitar 1 hingga 1,5 meter. 

Museum Dirgantara Mandala

Museum ini terletak di ujung utara Kabupaten Bantul perbatasan dengan Kabupaten Sleman tepatnya di komplek Pangkalan Udara TNI-AU Adisucipto Yogyakarta. Museum ini banyak menampilkan sejarah kedirgantaraan bangsa Indonesia serta sejarah perkembangan angkatan udara RI pada khususnya. Selain terdapat diorama
juga terdapat bermacam-macam jenis pesawat yang dipergunakan pada masa perjuangan. Beberapa model dari pesawat tersebut adalah milik tentara jepang yang digunakan oleh angkatan udara Indonesia

Keberadaan Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala berdasarkan atas gagasan dari Pimpinan TNI AU untuk mengabadikan dan mendokumentasikan segala kegiatan dan peristiwa bersejarah di lingkungan TNI AU. 

Petilasan Panembahan Senopati

Kotagede yang sering disebut juga Sargede terletak kurang lebih lima kilometer di sebelah tenggara Yogyakarta. Di kawasan ini wisatawan dapat mengunjungi makam Raja-raja Mataram seperti Sutowijoyo atau Ngabei Loring Pasar, pendiri Kerajaan Mataram yang kemudian digelari Panembahan Senopati. Ada juga makam yang unik dari Ki Ageng Mangir, yaitu menantu dan sekaligus musuh Panembahan Senopati. Jasadnya dimakamkan diluar kompleks.

Seratus meter dari makam terdapat sebuah batu yang disebut ‘Watu Gilang’, yaitu batu yang digunakan oleh Panembahan Senopati untuk menghantam kepala Ki Ageng Mangir hingga tewas. Bagi yang ingin masuk ke dalam makam harus mengenakan pakaian tradisional yang dapat disewa di tempat itu juga. Makam Raja-raja di Kotagede dibuka setiap hari Senin jam 10.00 sampai 12.00, dan hari Jumat. Di sana terdapat gerbang yang anggun, kolam yang penuh dengan Clarius Melanodermas dan kura-kura kuning yang telah berumur ratusan tahun, masyarakat meyakini bahwa kura-kura tersebut ajaib dan keramat Kompleks makam berada dalam lingkungan pagar tembok berbahan batu putih dan batu bata.

Makam Ki Ageng Selohening

Makam Ki Ageng Selohening yang merupakan kerabat kerajaan Majapahit terletak di atas Dusun Mancingan, Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek. Makam ini mulai dikeramatkan orang sekitar tahun 1927 sedangkan cungkupnya dibangun tahun 1961.

Ziarah ke makam ini biasanya dilaksanakan pada malam Selasa Kliwon, Jumat Kliwon dan malam 1 Suro.

Makam Syeh Maulana Maghribi

Syeh Maulana Maghribi adalah seorang saudagar Arab yang giat menyebarkan agama Islam di tempat-tempat yang disinggahi, menetap di daerah ini hingga wafatnya. Makamnya terletak di atas bukit. Untuk sampai ke atas harus melalui tangga bata selebar 1,90 m.

Dari tempat ini bila memandang ke arah selatan akan terlihat pemandangan indah kawasan Pantai Parangtritis. Selain makam juga terdapat tempat sesaji, tempat istirahat dan tempat penjaga. Disini juga ditemukan batu-batu candi, Sendang Beji, sumur tua, dan serumpun bambu yang disebut Pring Sentono. Acara vang biasa dilakukan di tempat ini adalah bersih makam, Ziarah, dan tirakatan malam Satu Suro. Pengelolaanya ditangani pihak Kraton Yogyakarta.

Parang Wedang, Sumber Air Panas Alami

Parang Wedang adalah sumber air panas mineral yang menyembur atau memancar keluar. Di Parang Wedang juga tersedia tempat untuk mandi. Air mineral konon dapat menyembuhkan segala macam penyakit kulit. Kamar mandi disediakan disini, para pengguna dikutip uang sewa Rp. 1500 sekali mandi.

Gumuk Pasir, Fenomena Pasir Pantai Menakjubkan

Gumuk pasir di sebelah barat Pantai Parangkusumo merupakan laboratorium alam. Keberadaan laboratorium alam sangat diperlukan guna memahami kondisi dan gejala alam yang masih belum diketahui manusia. Kondisi alam sangat banyak ragamnya dan belum banyak dimengerti. Salah satunya adalah fenomena adanya gumuk pasir di daerah tropis.

Gumuk Pasir di daerah tropis sangat banyak macamnya dan yang paling unik adalah ditemukannya jenis barchan yang di Indonesia hanya terdapat di kawasan wisata Parangtritis, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Keberadaan gumuk pasir dengan tipe barchan di Parangtritis sangat unik dan menarik untuk diteliti, dipahami, dan dilestarikan. Gumuk Pasir ini merupakan fenomena yang menarik dipandang sebagai obyek wisata.

Pantai Parangkusumo


Pantai ini terletak di sebelah barat Pantai Parangtritis mempunyai keindahan alam yang tidak kalah dengan pantai Parangtritis. Selain itu di dekat pantai ini terdapat 2 batu karang yang sekelilingnya di pagar beton. Tempat yang dikeramatkan oleh penduduk sekitar tersebut dikenal dengan nama Cepuri. 

Menurut Surakso Sudarmo (50) sebagai salah satu juru kunci Cepuri, batu karang tersebut dulunya sebagai petilasan Panembahan Senopati dan tempat bertemunya Panembahan Senopati dengan Ratu Kidul penguasa laut selatan. Cepuri merupakan tempat yang penting untuk acara yang bersifat adat dan spiritual contohnya acara labuhan. Benda yang mau dilabuh harus dimasukan ke Cepuri dan didoakan oleh para juru kunci sebelum benda tersebut di buang kelaut.

Pantai Parangtritis, Antara Keindahan Pantai dan Mitos Ratu Kidul

Di pesisir selatan Yogyakarta, terdapat sekitar 13 obyek pantai yang memiliki pesona wisata, ternyata Pantai Parangtritis yang selalu menempati peringkat teratas dalam angka kunjungan wisata, dibanding pantai-pantai lainnya. Pantai yang Berlokasi sekitar 27 Km dari kota Yogyakarta ini, dapat dicapai melalui desa Kretek atau rute yang lebih panjang, tetapi pemandangannya lebih indah yaitu melalui Imogiri dan desa Siluk.


Pantai yang termasuk wilayah Bantul ini merupakan pantai yang landai, dengan bukit berbatu, pesisir dan berpasir putih serta pemandangan bukit kapur di sebelah utara pantai. Di kawasan ini wisatawan dapat berkeliling pantai menggunakan bendi dan kuda yang disewakan dan dikemudikan oleh penduduk setempat. Selain terkenal sebagai tempat rekreasi, parangtritis juga merupakan tempat keramat. Banyak pengunjung yang datang untuk bermeditasi. Pantai ini merupakan salah satu tempat untuk melakukan upacara Labuhan dari Kraton Yogyakarta. 

Desa Wisata Kebonagung

Hidup di perkotaan memang akrab dengan segala kebisingan, ketergesaan, rutinitas yang monoton dan keakuan individu. Lama kelamaan orang merasa penat, sehingga rindu suasana yang tenang dan damai. Suasana seperti itu masih tampak jelas dalam komunitas masyarakat di pedesaan. Sikap hidup sebagian besar masyarakat pedesaan di pulau Jawa yang nrimo ing pandum (menerima secara tulus realitas kehidupan yang sedang dijalani) mewarnai suasana hidup mereka yang tenang dan damai. Kondisi ini ternyata menjadi daya tarik tersendiri bagi banyak kelompok masyarakat di perkotaan. Sektor pertanian yang akrap dengan masyarakat desa, menjadi daya tarik utama bagi orang kota untuk ikut merasakan sendiri. 

Candran Kampung Tani International

Candran sebuah kampung di dusun Mandingan Kebonagung Imogiri, kini dikenal sebagai kampung tani International. Gagasan yang dibangun Kristyo Bintoro mantan luruh Kebonagung, diawali dengan berdirinya museum tani Jawa Indonesia tahun 2006. Sebetulnya gagasan tersebut berangkat dari keprihatinan Kristyo terhadap nasib petani di desanya yang tidak kunjung sejahtera. Harus ada terobosan lain yang dapat dinikmati para petani agar ada penghasilan tambahan yang diperoleh mereka. Potensi dunia pertanian dengan pola tradisional, harus dapat dikemas dan dijual pada masyarakat perkotaan dan dunia internasional. Demikian diungkapkan Kristyo di dusun Candran Selasa (17/01/12). 

Desa Wisata Kalibuntung - Konsentrasi Wisata Outbound

Upaya beberapa tokoh mudah dusun tangkil untuk menjadikan wilayah dusunnya sebagai salah satu objek wisata, kini sudah menjadi kenyataan. Sejak pertengahan tahun 2011, wilayah ini telah dimasukan dalam daftar objek wisata oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bantul. Dengan spesifikasi tertentu, dusun Tangkil dijadikan sebagai desa wisata outbound. Kelompok sadar wisata (Pokdarwis) pun telah terbentuk, beranggotakan 9 orang yang diketuai oleh Suroto H.S. Walau baru terbentuk kurang lebih 7 bulan, namun desa wisata ini telah menerima 20 kelompok pengunjung yang melakukan aktivitas outbound di sini. Umumnya masih dari wilayah Yogyakarta dan terjauh kelompok pelajar dari Depok Jawa Barat. 

Desa Wisata Karang Tengah Imogiri

Suatu wilayah dijadikan sebagai desa wisata banyak bergantung pada potensi wilayah tersebut yang didukung potensi masyarakatnya. Karang Tengah sendiri cukup layak untuk dijadikan desa wisata. Ada potensi agro di sana, khususnya tanaman jambu mete di areal Sultan Ground seluas 60 ha. Sejak 2005 areal tersebut sudah mulai ditanami jambu mete atas anjuran Gusti Pembayun. Kini areal tersebut hampir seluruhnya sudah penuh dengan jambu mete. Selain ditanam langsung oleh penduduk sekitar yang diserahi untuk mengelola, menanam jambu mete juga menjadi paket kegiatan wisatawan yang kebanyakan dari Jepang. Pada tahun 2009 BNI 46 memberikan bantuan 10.000 bibit jambu mete, yang semuanya sudah ditanam. 

Pantai Baru Dikenal Juga Dengan Pantai Kincir Angin

Salah satu pantai di pesisir selatan Bantul yang mulai berkembang sebagai objek wisata potensial adalah pantai Baru di dusun Ngentak atau dikenal juga dengan pantai kincir angin. Keberadaannya sebagai salah satu objek wisata pantai, baru diresmikan pada Mei 2010. Kalau kebanyakan pengunjung sering berasumsi bahwa kondisi pantai identik dengan suasana terik dan panas karena kurang perindang, suasana di pantai Ngentak sejuk dan asri oleh rindangnya cemara udang disepanjang 600 m garis pantai. 

Potensi Wisata Dusun Ngerco dan Puyan di Puncak Merangi

Kesadaran akan potensi wisata suatu wilayah sebagai salah satu sumber daya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitarnya, kini semakin dirasa penting. Berbagai desa wisatapun mulai diperkenalkan, namun belum semuanya mampu berkembang sebagaimana diinginkan. Desa Seloharjo, Pundong, juga memiliki potensi wisata peninggalan sejarah yang berada di dusun Ngerco dan Puyan. Pertama adalah gua sunan Mas dengan sumber mata air Surocolo di bawahnya. Dari sumber tersebut mengalir 2 sendang. Potensi kedua adalah 19 gua peninggalan Jepang di atas puncak Merangi.

Kebun Buah Mangunan - Objek Wisata Yang Representatif

Kebun dengan luas 23,6 ha terletak pada ketinggian 325 m di atas permukaan laut di desa Mangunan kecamatan Dlingo kabupaten Bantul ini, dibangun tahun 2003. Sebagai sebuah terobosan baru saat itu, gagasan mantan bupati Bantul Idham Samawi ini, mungkin dipandang hanya sebuah pemborosan. Namun saat ini manfaat keberadaannya mulai dirasakan. Selain sebagai objek wisata pendidikan, kebun buah Mangunan juga berkembang menjadi objek wisata keluarga, perseorangan, outbond, kemping dan wisata alam. Lahan kebuh buah Mangunan terdiri dari lahan kas desa, pelungguh dan lahan milik masyarakat yang disewa oleh Pemkab Bantul. 

Desa Wisata Trimulyo Jetis

Pemahaman desa wisata memang masih beraneka dalam masyarakat. Ada yang melihat desa sebagai suatu wilayah administratif kelurahan yang utuh, namun ada juga yang memandang desa dalam arti kampung atau pedusunan, sehingga dalam satu kelurahan bisa terdapat beberapa desa wisata. Menurut Mujono kepala desa Trimulyo Jetis ketika ditemui di balai desanya Kamis (15/03), desa wisata haruslah dipandang sebagai satu kesatuan utuh seluruh wilayah administratif sebuah desa. Untuk itu ia dan jajarannya telah menyusun site plan desa wisata Trimulyo dalam 6 zona wilayah, yang disebutnya sebagai desa wisata terintegrasi. 

Desa Wisata Krebet

Pedukuhan Krebet telah ditetapkan sebagai desa wisata sajak kurang lebih tahun 2000. Diangkatnya Krebet sebagai desa wisata, mulanya karena potensi potensi kerajinan terutama batik kayu. Di sini terdapat 49 perajin batik kayu. Kini tidak saja batik kayu, tapi tatah sungging kayu, genteng kayu dan beberapa kerajinan dalam skala kecil seperti pisau dapur, irus dan anyaman mending. Selain kerajinan, Pokdarwis desa Wisata Krebet juga mulai mengembangkan berbagai kesenian yang dijualnya dalam paket wisata seni dan budaya seperti : ketoprak, jatilan versi modern dan klasik, kerawitan dan mocopat.

Desa Wisata Lopati

Dicanangkan sebagai desa wisata pada akhir 2007, namun selama masa itu sampai 2009 baru dalam tahap pembentukan mindset masyarakat. Dalam tahun 2010 Pokdarwis yang terbentuk baru mulai menggeliat. Dusun Lopati oleh Pokdarwis diarahkan sebagai desa wisata pendidikan. Terutama terhadap aneka kuliner dan kerajinan yang terdapat di sana. Walaupun demikian, paket wisata yang ada masih dikemas secara sederhana. Kesederhanaan ini dapat dilihat dari harga jual berbagai paket wisata yang ada di sana dengan harga yang sama yakni Rp. 10.000, sedangkan paket kesenian belum dapat dipatok harga jualnya.

Desa Wisata Gilangharjo

Pencanangan sebuah desa wisata tentunya dimaksudkan untuk mengangkat seluruh potensi yang ada pada suatu wilayah. Tujuannya agar dikenal oleh daerah lain dan diharapkan pula mampu mengangkat harkat hidup masyarakatnya. Demikian halnya dengan desa Gilangharjo yang mendambakan menjadi desa yang “Gilang Gemilang Panjang Apunjung Pasir Wukir Gemah Areripah Loh Jinawi Kerta Raharja”.

Objeck Wisata Pantai Gua Cemara

Objeck wisata ini terletak di dusun Patihan, Gadingsari, Sanden. Nama gua cemara itu sendiri menurut Janto (koord bidang wisata pantai Pokdarwis Gua Cemara) diberi oleh wisatawan yang berkunjung ke sini. Alasannya karena untuk menuju bibir pantai, wisatawan harus melewati jalan seperti lorong di bawah rimbunnya pohon cemara. Sepanjang 1 km garis pantai Gua Cemara, ditumbuhi pohon cemara udang yang lebat, dengan bentangan 50 – 100 meter. 

Desa Wisata Canden

Keberadaan sebuah desa wisata bergantung pada beberapa hal mendasar seperti potensi wilayah, program kelompok sadar wisata (pokdarwis), infrastruktur menuju desa wisata, promosi dan kesiapan masyarakatnya. Canden cukup potensial untuk jadi sebuah desa wisata. Paling tidak ada 4 lokasi yang memiliki potensi untuk mendukung status menuju sebuah desa wisata. Tentu saja selain ke lima hal tersebut di atas, kebijakan Pemerintah Desa sendiri, ikut menentukan sekali. 

Laboratorium Geospasial Pesisir Parangtritis

Laboratorium ini dibangun tahun 2006 oleh Badan Informasi Geospasial (BIG) yang dulunya dikenal dengan nama Bakosurtanal, bekerjasama dengan Fakultas Geografi UGM dan Pemda Bantul. Tugas utamanya adalah melakukan riset yang berhubungan dengan segala sesuatu tentang kepesisiran. Diantaranya tentang gumuk pasir yang membentang luas di pesisir pantai desa Parangtritis dan merupakan satu fonomena alam yang unik, peta potensi ikan bagi nelayan dan pembuatan basis data spasial. 

Grand Puri Water Park

Usaha yang dikelola oleh PT Puri Saron Goup bekerja sama dengan Pemda Bantul ini, mulai beoperasi sejak Mei 2011. Grand Puri Water Park bergerak dalam bidang wisata wahana air bagi anak-anak, remaja maupun dewasa. Luas areal seluruhnya 3,5 ha dan yang sudah digunakan untuk wisata wahana air 1,5 ha termasuk areal parkir 0,5 ha. Walaupun masih terhitung baru, namun sarana wisatanya sudah cukup memadai untuk wisata keluarga terutama untuk memberikan hiburan bagi anak-anak dan remaja.

Museum Purbakala Pleret

Didirikan tahun 2004 di atas tanah kas desa Pleret seluas 2.500 m2 dalam wujud 1 unit bangunan oleh Pemerintah Propinsi DIY. Sejak awal sampai sekarang, museum ini dikelola oleh Dinas Kebudayaan Propinsi. Saat gempa bumi melanda Bantul 27 Mei 2006, bangunan museum mengalami rusak berat. Renovasi dan pembangunan kembali museum dilakukan dalam 3 tahap. 2007 membangun 1 unit gedung di sisi barat, 2008 1 unit bangunan sisi tengah dan 2009 pembangunan 4 gazebo, perbaikan sumur gumuling, tempat parkir dan papan nama. Demikian dijelaskan Riharyani Kepala Seksi Purbakala di ruang kerjanya Rabu (13/06).

Desa Agrowisata Argorejo Sedayu

Pencanganan desa agrowisata Argorejo Sedayu, banyak tidaknya karena didukung keberadaan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dan hamparan lahan pertanian yang cukup luas serta hasil pertanian yang menjanjikan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Produk pertanian di luar padi yang dihasilkan yakni sayur-sayuran seperti : jamur merang, bayam, kangkung, caisim atau selada bakso, kacang panjang, lombok, terong, tomat, pare dan beberapa jenis sayuran lainnya. Buah-buahan yang dihasilkan : pepaya kalifornia, mentimun, semangka dan melon. Sedangkan yang dalam bentuk hasil olahan adalah criping bongkol pisang.

Bumi Perkemahan Goa Payaman

Dua objek yang menyatu serta memiliki potensi yang cukup menarik untuk dikunjungi. Goa Payaman sendiri memiliki sejarah yang penuh misteri, antara lain dikenal sebagai tempat persembunyian sampai wafatnya Sang Prabu Kerta Bumi atau Browijojo V bersama putranya Raden Panekti. Letaknya yang cukup tinggi dibanding daerah sekitarnya ( 110 m dpl) dengan pepohonan yang rindang, memiliki panorama alam yang indah. Kondisi ini menurut Mathori Abdul Rozid (40), dimanfaatkan oleh masyarakat setempat dengan membuka bumi perkemahan dan outbond. Hal tersebut ia sampaikan kepada reporter bantulbiz.com Kamis (28/06) di bumi perkemahan Payaman Rt. 11 Pedukuhan Kepuhan, Argorejo, Sedayu, Bantul.

Desa Wisata Puton

Dusun Puton sebagai sebuah desa wisata, mulai dibangun dan dikembangkan tahun 2009. Mulanya program yang digerakan Posdaya Ontoseno ini, coba mengedepankan potensi wilayah dan mengangkat potensi budaya yang tumbuh subur dalam komunitas masyarakat Puton. Potensi wilayah berupa petilasan Watu Ngelak dan wisata kuliner dengan sajian masakan ikan air tawar dari beberapa kolam di pinggir Kali Opak. Demikian disampaikan Soraya Isfandiary di kediamannya Kamis (27/07).

Museum Wayang Kekayon

Museum yang dibangun secara pribadi oleh almarhum Prof. Dr. dr. KPH Soejono Prawiro Hadi Kusumo, SpS, SpKj.K di atas lahan seluas 11.000 m2, dipandang selesai pada tahun 1987. Namun peresmian museum ini oleh Sri Paduka Paku Alam VIII, baru terlaksana tanggal 5 Januari 1991, sekalian syukuran atas gelar doktor yang diraih almarhum. Demikian diungkapkan RM. Donny Megananda, S.Si, MM penanggung jawab museum di komplek museum Kekayon, Selasa (11/09)

Makam Raja-Raja Kota Gede


Makam raja-raja di Kota Gede dikenal dengan nama Kagungandalem Pasareyan Hastana Kitha Hageng. Tempat ini dibangun oleh Ki Ageng Pamanahan tahun 1579 sebagai tempat kediamannya di alas menthaok. Sultan Hadiwijoyo memberikan tanah ini kepada Ki Ageng Pamanahan dan berkedudukan sebagai tanah perdikan, setelah ia berhasil membunuh Ario Panangsang yang menjadi musuh kerajaan Pajang. Setelah Ki Ageng Pamanahan wafat 1586, Panembahan Senopati (putra Ki Ageng) menyatakan berdirinya kerajaan Mataram Islam dengan kraton Mataram pertama di dusun Dalem. Menurut Mas Bekel Hastono Raharjo (55) ketika ditemui di komplek makam Kamis (11/10), tempat ini kemudian dijadikan makam keluarga raja oleh Panembahan Senopati. 

Selayang Pandang

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat-Nya, sehingga saya dapat menyajikan Blog ini. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya baik secara langsung maupun tidak langsung, terutama sekali buat sahabat-sahabat Blogger di seantero Nusantara terhadap penyajian Blog ini.